Bitcoin

Uptober Panaskan Pasar Kripto, Bitcoin Sentuh US$120.000 Lagi

Uptober Panaskan Pasar Kripto, Bitcoin Sentuh US$120.000 Lagi
Uptober Panaskan Pasar Kripto, Bitcoin Sentuh US$120.000 Lagi

JAKARTA - Fenomena musiman yang kerap disebut “Uptober” kembali menjadi sorotan di pasar kripto. Bulan Oktober dikenal sebagai periode emas bagi Bitcoin karena hampir selalu mencatatkan reli. 

Tahun ini, momentum itu hadir berbarengan dengan isu penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang mendorong investor mencari aset lindung nilai.

Hasilnya, Bitcoin kembali menanjak ke level US$120.000 untuk pertama kalinya sejak pertengahan Agustus. Reli ini semakin memperkuat reputasi kripto terbesar di dunia tersebut sebagai “emas digital” yang kerap bersinar di tengah ketidakpastian global.

Bitcoin Sentuh US$120.163, Tertinggi Sejak 7 Pekan

Data Bloomberg pada Jumat mencatat Bitcoin naik 2% ke posisi US$120.163. Dengan pencapaian itu, harga Bitcoin sudah menguat selama enam hari beruntun dan mencatat kenaikan sekitar 10% dalam sepekan terakhir.

Meskipun demikian, rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) masih berada di level US$124.514 yang dicapai pada 14 Agustus 2025. Artinya, masih ada jarak sekitar US$4.000 sebelum Bitcoin benar-benar menembus sejarah barunya.

Kenaikan tidak hanya terjadi pada Bitcoin. Sejumlah altcoin juga melonjak signifikan: Solana naik 5,7%, Litecoin menguat 6,7%, dan Dogecoin bertambah 4,7%. Pergerakan positif ini menandakan sentimen bullish tidak hanya terfokus pada Bitcoin, tetapi menyebar ke pasar kripto secara keseluruhan.

Saham Kripto Ikut Reli

Reli kripto turut menyeret naik saham-saham terkait industri blockchain dan aset digital. Coinbase Global Inc. misalnya, melonjak 7,8%. Perusahaan treasury Bitcoin, Strategy Inc., ikut terkerek 3,5%. Sementara penambang kripto MARA Holdings Inc. naik 2,1%.

Pergerakan ini memperlihatkan bahwa sentimen positif tidak hanya berdampak pada harga token, tetapi juga pada ekosistem industri yang lebih luas, termasuk bursa kripto dan perusahaan tambang digital.

Shutdown AS Jadi Pemicu Arah Modal

Katalis utama kenaikan harga kripto kali ini datang dari potensi penutupan pemerintahan AS (government shutdown). Ketidakpastian politik dan fiskal di Negeri Paman Sam mendorong sebagian investor mencari alternatif investasi yang tahan terhadap gejolak, salah satunya Bitcoin.

Mata uang kripto pertama di dunia itu semakin kokoh dengan sebutan “emas digital.” Julukan tersebut makin relevan setelah harga emas konvensional justru terkoreksi dari level rekor tertingginya pada Kamis 2 Oktober 2025.

“Untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu, tema makro tampak berpengaruh terhadap Bitcoin, yang mencatat arus masuk ETF senilai US$1,5 miliar sepanjang pekan ini, dan terlihat mencoba mengejar reli besar emas dalam beberapa pekan terakhir,” jelas Karim Dandashy, trader OTC di Flowdesk, dikutip Bloomberg.

Tekanan Jual Melemah, Breakout Menjadi Nyata

Selain faktor makro, dinamika pasar internal juga berperan dalam penguatan Bitcoin. David Lawant, Head of Research di FalconX, mengibaratkan kondisi pasar Bitcoin seperti pegas terkompresi yang siap melepaskan energi.

“Order book spot menunjukkan tekanan jual yang terus bertahan selama berbulan-bulan tanpa penurunan harga signifikan. Itu menandakan adanya penyerapan lebih kuat daripada apatisme,” ujarnya.

Menurut Lawant, ketika pasokan yang menekan harga mulai menipis, reli besar bisa muncul secara tajam dan beruntun. Fenomena inilah yang menurutnya tengah terjadi di pasar saat ini.

Uptober: Pola Musiman yang Kembali Terulang

Momentum Oktober semakin memperkuat kepercayaan investor. Dalam komunitas kripto, bulan ini populer disebut sebagai “Uptober” karena catatan historis yang impresif. Bitcoin tercatat naik dalam sembilan dari sepuluh Oktober terakhir.

Ryan Watkins, Co-founder Syncracy Capital, menilai tren musiman ini tidak bisa diabaikan. “September secara historis merupakan bulan terlemah bagi Bitcoin, sementara kuartal IV justru yang terkuat. 

Walaupun saya bukan pendukung besar teori musiman, terkadang hal ini bisa menjadi ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya,” ujarnya.

Sejarah ini menjadikan Oktober sebagai bulan penuh harapan bagi investor kripto, terutama setelah tekanan pasar yang biasanya terjadi di kuartal sebelumnya.

Menuju ATH Baru?

Dengan kembalinya Bitcoin ke level US$120.000, pertanyaan besar yang kini muncul adalah: apakah harga akan menembus rekor sebelumnya di US$124.514?

Banyak pelaku pasar menilai jalan menuju ATH relatif terbuka, mengingat kombinasi faktor makro, sentimen musiman, dan penguatan teknikal. Namun, volatilitas tetap menjadi ciri khas pasar kripto, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya koreksi cepat di tengah reli.

Bagi sebagian analis, tren saat ini juga mengindikasikan pergeseran strategi investor dari aset tradisional ke aset digital. Shutdown AS dan melemahnya emas memberikan ruang lebih luas bagi Bitcoin untuk kembali mengambil posisi sebagai aset lindung nilai alternatif.

Penutup

Reli Bitcoin pada awal Oktober 2025 memperlihatkan bagaimana sentimen makro dan pola musiman mampu bersinergi menggerakkan harga. Dengan status “Uptober,” arus masuk dana besar ke ETF, dan tekanan jual yang mulai mereda, Bitcoin tampak siap menantang rekor tertingginya kembali.

Namun, investor tetap diingatkan untuk berhati-hati menghadapi volatilitas. Kenaikan tajam sering kali diikuti oleh koreksi cepat. Bagi trader, momen ini bisa menjadi peluang emas, sedangkan bagi investor jangka panjang, Oktober 2025 mungkin akan dikenang sebagai titik balik penting dalam perjalanan Bitcoin.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index