Danantara

Patriot Bond Danantara Tarik Minat Konglomerat, Kredibilitas Kian Menguat

Patriot Bond Danantara Tarik Minat Konglomerat, Kredibilitas Kian Menguat
Patriot Bond Danantara Tarik Minat Konglomerat, Kredibilitas Kian Menguat

JAKARTA - Instrumen baru yang diluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) melalui Patriot Bond berhasil menarik perhatian publik setelah muncul kabar sederet nama konglomerat tanah air ikut terlibat. 

Meski begitu, lebih dari sekadar daftar investor besar yang disebut-sebut, penerbitan obligasi senilai Rp50 triliun ini dinilai mencerminkan kepercayaan pada kredibilitas Danantara serta misi strategis membiayai proyek pembangunan nasional.

Belakangan, dokumen yang beredar di kalangan publik memunculkan 46 nama taipan dengan komitmen dana mencapai Rp51,75 triliun, melampaui target awal.

Nama-nama besar seperti Budi Hartono, Prajogo Pangestu, Antony Salim, Boy Thohir, Edwin Soeryadjaya, hingga Franky Widjaja masuk dalam daftar yang ramai diperbincangkan. 

Meski demikian, pihak Danantara menegaskan skema penerbitan dilakukan secara private placement dan bersifat sukarela. Artinya, partisipasi para pebisnis besar bukan kewajiban, melainkan bentuk kontribusi sukarela terhadap pembangunan.

Antusiasme Konglomerat Nasional

Beberapa tokoh bisnis dengan reputasi global disebut mengambil posisi jumbo, yakni masing-masing sekitar Rp3 triliun. 

Mereka antara lain Antony Salim (Salim & DCI), Prajogo Pangestu (Barito), Sugianto Kusuma (Agung Sedayu & Erajaya), Franky Widjaja (Sinar Mas), Budi Hartono (Djarum), Boy Thohir bersama Edwin Soeryadjaya (Adaro & Saratoga), serta Low Tuck Kwong (Bayan Resources).

Selain itu, kontribusi menengah juga muncul, misalnya James Riady (Lippo), Hilmi Panigoro (Amman Mineral), Gunawan Lim (Harita), dan Eddy Sariaatmadja (Emtek Group) dengan komitmen Rp1,5 triliun.

Bahkan, sejumlah nama dengan partisipasi lebih kecil turut serta, seperti Arif Rachmat (Triputra), Alexander Tedja (Pakuwon), William Katuari (Wings), hingga Martua Sitorus (KPN Group).

Keterlibatan mereka mencerminkan sinyal positif: para pelaku bisnis papan atas melihat instrumen Patriot Bond sebagai bagian dari agenda bersama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Transparansi Jadi Landasan Utama

CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, sebelumnya menegaskan bahwa Patriot Bond adalah instrumen yang dijalankan dengan tata kelola kuat. 

Penerbitan obligasi ini dirancang untuk mendukung proyek strategis pemerintah, salah satunya pengelolaan sampah atau waste management, yang menjadi isu krusial di kota-kota besar.

“Semua ikut berpartisipasi,” kata Rosan di Istana Merdeka, Jakarta, awal bulan ini, sembari menegaskan antusiasme para pengusaha besar dalam mendukung program ini.

BPI Danantara menyebut, partisipasi bersifat sukarela dan bukan penawaran publik. Transparansi pengelolaan menjadi poin penting agar kepercayaan investor tetap terjaga. 

Hal ini diperkuat dengan komitmen lembaga untuk selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola modern dalam mengelola investasi negara.

Peringkat Tertinggi dari Fitch

Kepercayaan pasar terhadap Patriot Bond semakin kokoh setelah Fitch Ratings Indonesia memberikan peringkat AAA (idn) kepada PT Danantara Investment Management. Predikat ini adalah yang tertinggi dari sebelas tingkatan peringkat kredit internasional.

Dalam dokumen resminya, manajemen Danantara mengungkapkan bahwa meski masih sangat muda—belum genap satu tahun beroperasi—lembaga ini berhasil membangun kredibilitas hingga meraih peringkat prestisius tersebut. 

“Kami belum memiliki rekam jejak investasi sebelumnya. Obligasi patriotik senilai Rp50 triliun ini akan menjadi obligasi pertama yang kami terbitkan,” tulis manajemen Danantara.

Peringkat AAA dari Fitch sejajar dengan kualitas terbaik di pasar global, memberi keyakinan lebih kepada investor bahwa Danantara memiliki kapasitas finansial yang kuat untuk memenuhi kewajiban.

Instrumen Patriotik dengan Imbal Hasil Moderat

Berbeda dengan obligasi konvensional, Patriot Bond didesain sebagai obligasi patriotik dengan imbal hasil di bawah pasar. Konsep ini menekankan bahwa investasi bukan sekadar mengejar profit, tetapi juga kontribusi nyata untuk negeri.

Lewat program bertajuk “Patriot Bonds: A Love Letter for Indonesia’s Future”, BPI Danantara ingin menghadirkan instrumen keuangan yang tidak hanya memperkuat pendanaan pembangunan, tetapi juga merepresentasikan semangat kebangsaan. 

Dalam hal ini, partisipasi para taipan nasional dilihat sebagai simbol dukungan nyata terhadap agenda transformasi Indonesia.

Obligasi ini juga dikelola oleh Mandiri Sekuritas, yang ditunjuk sebagai pihak pengelola penjualan, memastikan pelaksanaan skema sesuai aturan dan prinsip transparansi.

Daftar Nama yang Ramai Diperbincangkan

Meski pihak Danantara tidak secara resmi merilis daftar, dokumen yang beredar menuliskan 46 nama konglomerat yang disebut ikut berpartisipasi. Di antara mereka ada Tommy Winata (Artha Graha), Dato Tahir (Mayapada), Sukanto Tanoto (RGE Group), hingga Putra Sampoerna (Sampoerna Agro).

Daftar panjang itu mencakup taipan dari berbagai sektor: energi, perbankan, properti, agribisnis, hingga ritel. Variasi tersebut menunjukkan bahwa dukungan tidak hanya datang dari satu kelompok usaha, melainkan lintas industri besar di Indonesia.

Simbol Kepercayaan dan Gotong Royong

Lebih dari sekadar urusan angka, Patriot Bond mencerminkan kolaborasi antara negara dan pelaku usaha besar. Keterlibatan para konglomerat dipandang sebagai simbol gotong royong finansial untuk mendukung agenda pembangunan jangka panjang.

Dengan target dana Rp50 triliun, Danantara berambisi menjadikan instrumen ini sebagai tonggak penting dalam perjalanan pengelolaan investasi nasional.

Keberhasilan menggalang dukungan dari para taipan papan atas juga memberi pesan bahwa kalangan bisnis memiliki komitmen serius terhadap masa depan Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index