JAKARTA - Acara peresmian Komcad Berkuda digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Rabu 1 Oktober 2025. Kepala Badan Cadangan Nasional Kemenhan, Letjen TNI Gabriel Lema, menyatakan pembentukan pasukan ini sesuai dengan amanat Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin untuk memperkuat sistem pertahanan rakyat semesta (sishankamrata).
“Pembentukan Komponen Cadangan berkuda ini tentunya kita melihat bahwa sistem pertahanan kita ini sishankamrata tersebut, dalam konteks kegunaan, dalam konteks kebutuhan, kepentingan itu sangat-sangat diperlukan dari unsur kuda ini,” ujar Gabriel di Monas.
Kuda: Warisan Sejarah dan Alat Strategis Kekinian
Gabriel menekankan bahwa keberadaan kuda tidak hanya bernilai historis, tapi juga strategis untuk kebutuhan pertahanan saat ini.
Sejak masa perjuangan kemerdekaan, tokoh-tokoh nasional seperti Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, dan Tuanku Imam Bonjol memanfaatkan kuda dalam pergerakan militernya.
Bahkan, Jenderal Besar Sudirman juga memanfaatkan kuda, meski kondisi kesehatannya membuatnya menggunakan tandu.
“Bahkan sampai dengan dalam militer pun sebagai Bapak Bangsa, pemimpin besar revolusi kita yaitu Jenderal Sudirman. Jenderal Besar Sudirman itu kebetulan hanya sakit saja sehingga beliau menggunakan tandu, sejatinya menggunakan kuda,” ungkap Gabriel.
Selain nilai sejarah, kuda dianggap alat transportasi yang strategis, terutama di daerah pedesaan dan pelosok yang sulit dijangkau kendaraan bermotor. Mereka dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi logistik, evakuasi medis, hingga mendukung pergerakan prajurit di medan berat.
“Dalam konteks kekinian dengan pengembangan teknologi ini, kuda TNI terus digunakan dalam rangka menggandakan atau memastikan tugas TNI ini dapat menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah,” kata Gabriel.
Latihan Khusus untuk Komcad Berkuda
Komcad Berkuda dilatih di Pusat Pendidikan Kavaleri TNI AD di Padalarang, Jawa Barat. Selama hampir satu bulan, para personel mengikuti latihan dasar militer dengan kurikulum khusus yang memadukan kemampuan prajurit dengan keterampilan berkuda.
Menurut Gabriel, berbeda dengan prajurit TNI reguler, Komcad Berkuda bersifat cadangan dan hanya akan dipanggil saat negara membutuhkan tambahan kekuatan.
“Jadi sifatnya suatu waktu apabila negara memanggil dalam kondisi tertentu, komponen cadangan sumber daya manusia dengan alat pendukungnya yaitu alat kuda, ini siap selalu,” kata dia.
Peran Strategis dalam Sistem Pertahanan Nasional
Pembentukan Komcad Berkuda menunjukkan pendekatan Kemenhan dalam memadukan metode tradisional dengan kebutuhan modern.
Di medan yang sulit dijangkau kendaraan, kehadiran pasukan berkuda dapat mempercepat distribusi logistik, memperluas jangkauan patroli, serta mendukung operasi kemanusiaan atau evakuasi medis.
Selain itu, kehadiran kuda dalam pasukan cadangan juga memberi fleksibilitas bagi TNI dalam mengatur sumber daya pertahanan. Kuda sebagai alat mobilitas tradisional terbukti masih efektif untuk medan pedesaan, hutan, dan pegunungan.
Meningkatkan Kesiapsiagaan Nasional
Letjen Gabriel menekankan bahwa pembentukan Komcad Berkuda merupakan bagian dari upaya TNI menjaga kesiapsiagaan nasional.
Dengan memiliki pasukan cadangan yang terlatih dan siap digerakkan, negara dapat lebih cepat merespons situasi darurat, termasuk bencana alam, konflik, atau ancaman keamanan di daerah terpencil.
“Dengan kuda, kita bisa menjangkau wilayah yang sulit, mempercepat mobilisasi logistik, dan mendukung operasi TNI di daerah yang belum tersentuh kendaraan,” ujar Gabriel.
Komcad Berkuda sebagai Simbol Kolaborasi Tradisi dan Modernitas
Gabriel juga menekankan bahwa Komcad Berkuda bukan sekadar simbol sejarah, tapi juga cerminan kemampuan TNI untuk beradaptasi dengan kebutuhan pertahanan modern.
Latihan gabungan antara prajurit dan kuda, didukung pengembangan teknologi, menjadikan pasukan ini efektif sekaligus efisien dalam mendukung tugas negara.
“Ini perpaduan antara tradisi yang bernilai historis dan teknologi modern. Dengan begitu, kita tetap menjaga warisan bangsa sekaligus memperkuat kesiapsiagaan TNI,” ujarnya.
Kesimpulan
Peresmian Komcad Berkuda menegaskan komitmen Kemenhan dan TNI dalam memperkuat sistem pertahanan nasional.
Dengan 130 personel dan 130 ekor kuda, pasukan cadangan ini siap digerakkan sesuai kebutuhan negara, menjangkau wilayah yang sulit, serta tetap menghormati sejarah perjuangan bangsa.
Inisiatif ini juga menunjukkan bahwa unsur tradisional seperti kuda masih relevan dalam mendukung pertahanan modern dan menjaga kedaulatan NKRI.