Calvin Verdonk Tampil Solid Saat Lille Kalahkan AS Roma 1-0

Jumat, 03 Oktober 2025 | 14:44:23 WIB
Calvin Verdonk Tampil Solid Saat Lille Kalahkan AS Roma 1-0

JAKARTA - Kontribusi pemain berdarah Indonesia kembali mencuri perhatian di pentas Eropa. Calvin Verdonk, bek sayap kiri yang juga memperkuat Timnas Indonesia, ikut berperan dalam kemenangan Lille atas AS Roma dengan skor tipis 1-0 pada laga fase grup Liga Europa 2025/26 di Stadion Olimpico, Roma, Jumat dini hari WIB.

Verdonk dipercaya tampil sebagai starter oleh pelatih Bruno Genesio dan bermain selama 69 menit. Meski mendapat kartu kuning, performanya dianggap cukup solid karena mampu menjaga pertahanan tim hingga membantu Lille meraih clean sheet. 

Catatan UEFA menunjukkan, ia turut berkontribusi dalam menahan gempuran serangan lawan yang sepanjang pertandingan lebih agresif.

Penampilan Verdonk di Lini Pertahanan

Pemain berusia 28 tahun itu menjalani tugasnya dengan disiplin, menghadang beberapa serangan sayap Roma yang mencoba menekan sejak menit awal. Kecepatan dan keberanian Verdonk dalam duel satu lawan satu membantu Lille tetap bertahan dari gempuran tuan rumah.

Walau akhirnya ditarik keluar di menit ke-69 dan digantikan Romain Perraud, perannya selama di lapangan sudah cukup penting. Tidak hanya menjaga sisi kiri pertahanan, Verdonk juga sesekali ikut membantu serangan dengan overlap meski fokus utamanya adalah bertahan.

Gol Cepat Haraldsson Jadi Penentu

Laga ini sejatinya berlangsung ketat. Lille mampu unggul cepat saat pertandingan baru berjalan enam menit melalui Hakon Arnar Haraldsson. Gol tersebut terbukti menjadi satu-satunya yang tercipta sepanjang pertandingan, meski AS Roma mendominasi jumlah tembakan.

Roma mencatat 20 kali percobaan dengan enam di antaranya tepat sasaran. Namun, ketangguhan lini belakang Lille serta penampilan apik kiper Berke Ozer membuat tuan rumah frustrasi. Sementara Lille lebih efektif dengan penguasaan bola 51 persen yang berhasil dimanfaatkan untuk mengontrol tempo permainan.

Penalti yang Gagal Jadi Titik Balik

AS Roma sebenarnya memiliki peluang emas untuk menyamakan kedudukan. Wasit memberikan hadiah penalti setelah bek Lille, Aissa Mandi, melakukan pelanggaran di area terlarang. Striker Artem Dovbyk maju sebagai eksekutor, namun tendangannya harus diulang dua kali karena pelanggaran teknis.

Akhirnya, giliran Matias Soule dipercaya mengambil kesempatan tersebut. Namun, lagi-lagi Lille masih terlindungi. Soule gagal menuntaskan peluang emas itu karena tembakannya berhasil ditepis kiper Berke Ozer. 

Gagalnya penalti itu menjadi momen penting yang membuat Roma semakin tertekan hingga laga berakhir.

Posisi Klasemen Berubah

Berkat kemenangan tipis ini, Lille meraih enam poin dari dua pertandingan dan menempati posisi kedua klasemen sementara fase grup Liga Europa. Sebaliknya, AS Roma harus puas turun ke peringkat 15 dengan baru mengoleksi tiga poin.

Hasil ini menunjukkan konsistensi Lille dalam mengarungi kompetisi Eropa, sekaligus membuktikan bahwa mereka bisa mengimbangi klub-klub besar dengan strategi disiplin dan efektivitas serangan.

Catatan Khusus untuk Verdonk

Meski bukan pencetak gol, kehadiran Verdonk di lini belakang jelas memberi kontribusi nyata. Ia menjaga kestabilan pertahanan Lille, terutama dalam menahan pergerakan pemain sayap Roma yang berusaha mencetak gol balasan. 

Kartu kuning yang diterimanya menunjukkan gaya bermain penuh determinasi, sesuatu yang seringkali dibutuhkan dalam pertandingan ketat level Eropa.

Bagi publik Indonesia, penampilan Verdonk bersama Lille sekaligus menjadi kebanggaan tersendiri. Sejak resmi membela Timnas Garuda, namanya terus mendapat sorotan karena kini bermain reguler di kompetisi papan atas Eropa.

Reaksi dan Evaluasi

Pelatih Bruno Genesio menyebut kemenangan atas Roma adalah buah dari kedisiplinan seluruh pemain, termasuk para bek sayap yang berperan penting menutup ruang. Meski Verdonk tidak selalu terlihat dominan di layar televisi, perannya dalam menjaga keseimbangan tim sangat signifikan.

AS Roma, di sisi lain, patut menyesali banyak peluang yang terbuang. Statistik menunjukkan mereka sebenarnya lebih agresif, tetapi efektivitas yang dimiliki Lille jauh lebih menentukan.

Laga Penuh Tekanan

Sejak awal, pertandingan di Olimpico memang berlangsung panas. Lille yang unggul cepat memilih fokus bertahan dan mengandalkan serangan balik. Tekanan publik tuan rumah tidak membuat mental pemain Lille goyah. 

Verdonk menjadi salah satu contoh bagaimana keberanian dan disiplin bisa membuat lawan frustasi.

Bahkan ketika penalti diberikan untuk Roma, para pemain bertahan Lille tetap menjaga fokus. Keberhasilan Ozer menyelamatkan penalti menjadi simbol soliditas lini pertahanan yang memang bekerja ekstra keras sepanjang laga.

Jalan Panjang Lille di Liga Europa

Dengan koleksi enam poin, Lille membuka peluang besar untuk melangkah lebih jauh di kompetisi. Pertandingan berikutnya akan menjadi ujian konsistensi mereka, sekaligus kesempatan bagi Verdonk untuk terus menambah menit bermain di level Eropa.

Jika ia bisa mempertahankan performa stabil, bukan tidak mungkin posisinya sebagai starter akan semakin sulit tergeser. Apalagi, gaya bermain agresifnya cocok dengan kebutuhan Lille yang mengandalkan keseimbangan antara pertahanan rapat dan serangan efektif.

Penutup

Kemenangan Lille atas AS Roma di Liga Europa bukan hanya soal gol cepat Haraldsson atau penyelamatan krusial kiper Ozer, melainkan juga tentang kontribusi pemain-pemain seperti Calvin Verdonk yang bekerja keras di lini pertahanan.

Dengan tampil solid selama 69 menit, Verdonk ikut memastikan Lille pulang dengan tiga poin penting dari Stadion Olimpico. Bagi Timnas Indonesia, performa konsisten Verdonk di Eropa bisa menjadi modal berharga untuk laga-laga internasional mendatang.

Terkini