KSAL Dorong Pembangunan Kapal Cepat Rudal Sepenuhnya Dalam Negeri

Kamis, 02 Oktober 2025 | 15:05:56 WIB
KSAL Dorong Pembangunan Kapal Cepat Rudal Sepenuhnya Dalam Negeri

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyampaikan harapannya agar pembangunan seluruh kapal cepat rudal (KCR) dilakukan sepenuhnya di dalam negeri. Pernyataan itu disampaikan usai prosesi ship naming KRI Belati-622 di Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Rabu (1/10/2025).

“Dan nantinya semuanya akan diupayakan bisa dibangun di dalam negeri semuanya untuk KCR. Tentunya dengan bekerja sama dari beberapa industri pertahanan asing juga, tapi semua dilaksanakan di dalam negeri untuk meningkatkan kemandirian dari industri pertahanan kita sendiri,” ujar Ali.

KSAL menekankan bahwa TNI AL membutuhkan setidaknya empat KCR baru untuk menggantikan kapal lama yang sudah tidak optimal. 

Saat ini, dua unit KCR sedang dibangun di Turki melalui kerja sama dengan Angkatan Laut Turki. Namun, Ali berharap ke depan pengerjaan dapat sepenuhnya dilakukan di Indonesia, sehingga industri pertahanan domestik semakin mandiri.

“Kalau bisa sebanyak-banyaknya (KCR), terutama di perairan-perairan yang sempit, maka kapal KCR ini sangat efektif. Jadi kita membutuhkan untuk mengganti empat KCR yang lama. Kita juga masih butuh empat lagi yang baru,” kata Ali.

KRI Belati-622, yang diresmikan dalam acara tersebut, menjadi KCR terbaru TNI AL. Kapal ini dibangun oleh PT Tesco Indomaritim selama 34 bulan dan menjadi KCR pertama di Indonesia yang mengusung teknologi hybrid, mampu menggunakan biofuel sehingga lebih hemat energi, ramah lingkungan, dan bisa beroperasi lebih lama.

Ali menjelaskan, KRI Belati-622 dapat dioperasikan di seluruh wilayah Indonesia. Namun, tugas utama kapal ini akan berada di jajaran Koarmada III, di kawasan Indonesia bagian timur, yang armadanya relatif masih baru dan jumlah kapal yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dua armada lain.

“Kapal ini bisa dioperasikan di mana saja di seluruh wilayah Indonesia. Tapi nanti tugas utamanya adalah di jajaran Koarmada III, berarti di Indonesia bagian timur. Karena Indonesia bagian timur ini kan armadanya baru, kapal-kapalnya juga tidak sebanyak di dua armada yang lain,” jelasnya.

Pengerjaan KCR melibatkan tenaga muda Indonesia, didukung oleh perusahaan pertahanan Turki, yakni Aselsan, Roketsan, dan Havelsan, untuk sistem persenjataannya. 

Ali menegaskan bahwa kolaborasi ini bukan untuk mengurangi peran industri dalam negeri, tetapi untuk mentransfer teknologi sehingga TNI AL dan industri pertahanan domestik memiliki kemampuan memproduksi kapal tempur secara mandiri di masa depan.

Pembangunan KCR dalam negeri menjadi bagian dari strategi TNI AL dalam menghadapi tantangan pertahanan di perairan Indonesia yang luas. Kapal cepat rudal sangat efektif untuk operasi di wilayah sempit dan terpencil, di mana kapal konvensional berskala besar kurang fleksibel.

Selain itu, pembangunan KCR di dalam negeri berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia nasional.

Ali menekankan, tenaga muda Indonesia yang terlibat dalam proyek ini mendapatkan pelatihan dan pengalaman langsung dalam konstruksi kapal perang modern, termasuk integrasi sistem persenjataan canggih.

“Ini juga bentuk investasi kita untuk masa depan. Kita membangun kemampuan industri pertahanan, melatih tenaga ahli, dan memastikan kemandirian teknologi pertahanan di Indonesia,” ungkap Ali.

KSAL menambahkan, selain empat KCR lama yang akan diganti, TNI AL masih membutuhkan empat unit tambahan untuk memperkuat armada secara keseluruhan. 

Dengan meningkatnya jumlah KCR buatan dalam negeri, diharapkan kesiapan operasional TNI AL dapat meningkat secara signifikan, khususnya di wilayah timur Indonesia yang memiliki kepentingan strategis tinggi.

KRI Belati-622 sendiri menjadi simbol kemajuan industri pertahanan domestik. Kapal ini menggabungkan teknologi hybrid dan kemampuan penggunaan biofuel, sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan. 

Keunggulan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mampu menghasilkan kapal perang modern yang sesuai kebutuhan strategis nasional.

Dengan dorongan KSAL, proyek pembangunan KCR di dalam negeri diharapkan tidak hanya meningkatkan kemandirian industri pertahanan, tetapi juga memperkuat ketahanan nasional secara keseluruhan. 

Strategi ini menjadi bagian dari visi jangka panjang TNI AL untuk memastikan armada selalu siap menghadapi berbagai ancaman, sekaligus mendorong pengembangan teknologi dan kapasitas tenaga kerja lokal.

Terkini

TNI Perkenalkan Seragam PDL Baru Jelang HUT Ke-80

Kamis, 02 Oktober 2025 | 15:06:04 WIB

Kepala BGN Jelaskan Kebijakan Ultra-processed Food MBG

Kamis, 02 Oktober 2025 | 15:06:03 WIB

DPR Sebut Kasus Keracunan MBG Wajar, Perbaikan Diperlukan

Kamis, 02 Oktober 2025 | 15:06:02 WIB

DPR dan Pemerintah Bahas Revisi UU LLAJ Bersama Sopir

Kamis, 02 Oktober 2025 | 15:06:01 WIB

TNI AD Longgarkan Syarat Rekrutmen Demi Tambah Pasukan

Kamis, 02 Oktober 2025 | 15:06:00 WIB